Opini

Narasi Sumpah Pemuda Zaman Now : Pemikiran Milenia, Hati Mekah

Website | + posts

Administrator maduratoday.com

Madura Today – Ada narasi besar yang seharusnya dipikirkan matang-matang oleh seorang pemuda, bukan hanya sekedar bercerita tentang makanan mahalnya yang dipotret dan diunggah di sosial medianya, bukan tentang seberapa jauh perjalanannya berkeliling negeri, namun nihil mengurai arti, bukan juga pemuda yang masih sibuk bermesraan dengan gadget, mengunggah insta story untuk menunjukkan eksistensi diri.

Jika kita bertanya ke para pemuda kita, sejauh mana mereka mengenal tokoh-tokoh Islam seperti KH Hasyim Ashari, KH Ahmad Dahlan, Buya Hamka, M. Natsir, ataupun H.O.S Cokroaminoto, kira-kira apakah jawabannya?.

Apakah mereka mengenal para pemuda zaman rasul dan sahabat seperti Mush’ab ibn ‘Umair pemuda ‘good looking’ zaman Rasulullah? Anas bin Malik Anas bin Malik yang sangat dominan dalam ilmu pengetahuan dan hafalan? Zaid bin Tsabit yang canggih dalam hitung-hitungan ilmu waris dan cekatan dalam pencatatan wahyu? Usamah bin Zaid, yang ditugasi Rasulullah untuk memimpin ekspedisi militer ke Syam? Ali bin Abi Thalib pemuda yang nyaris ‘perform’ best of the best di semua aspek? Bagaimana juga dengan Muhammad Al Fatih yang di usia 21 tahun berhasil menaklukkan Konstantinopel, seorang pakar dalam bidang ketentaraan, sains, matematika dan menguasai 6 bahasa? Salahuddin Al Ayyubi yang membebaskan Al Quds?.

Kemudian ditambah lagi para ilmuwan muslim yang berperan penting terhadap sains dan teknologi masa kini, seperti Ibnu Sina sang ahli biologi, farmasi dan kedokteran; Al Khawarizmi ahli matematika; Jabbir Hayyan ahli kimia; Ibnu Rusyd ahli astronomi; Tentu masih banyak lagi pemuda pemudi muslim di masa lalu yang menorehkan namanya dalam catatan sejarah peradaban Islam.

Kenalkah mereka dengan tokoh-tokoh tersebut? Bandingkan jika kita bertanya sejauh mana mereka mengenal artis korea, kira-kira mana yang lebih dikenal?

Kondisi seperti ini tentu sangat mengkhawatirkan. Pemuda muslim harus menjelma dan mulai mendasari visinya untuk ratusan tahun ke depan, dalam segala bentuknya. Mahasiswa yang vokal menyuarakan aspirasi rakyat; pemuda yang paham akan sejarah bangsa dan peradaban; vlogger dan youtuber yang terjaga tutur katanya dan kontennya yang mendidik; olahragawan yang sportif mainnya; politikus yang amanah dan jauh dari praktik politik machiviali yang bebas nilai; hingga tukang ojek yang santun budi pekertinya. Pemuda muslim visioner bisa menjadi apa pun, dimana pun berada.

Mari ubah narasi generasi pemuda kita dari pemuda alay menjadi pemuda-pemuda yang berkualitas yang akan menatap Indonesia emas 2045 dengan pemikiran milenia dan hati mekkah.

Selamat Hari Sumpah Pemuda !

Penulis : Ir. Donny M Siradj, MBA, MPP (Founder Yayasan Milenial Madura)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Check Also
Close
Back to top button