Jarang Disebut-sebut! 3 Figur Ini Potensial Jadi Bacawabup Sumenep

Sumenep, (Madura Today) – Figur-figur yang diprediksi akan mewarnai Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kabupaten Sumenep 2024 makin hangat diperbincangkan di tengah-tengah masyarakat.
Meskipun untuk bursa Bakal Calon Bupati (Bacabup), sejauh ini nama Achmad Fauzi Wongsojudo masih yang paling santer dan menjadi figur sentral yang konon masih sulit mencari penantang sepadan untuknya.
Oleh karena itu, beberapa pengamat menyebut perbincangan yang lebih hangat justru mengarah kepada sosok siapa yang layak menjadi pendamping Achmad Fauzi di periode keduanya nanti.
Dan, dari sederet nama yang sudah banyak mencuat, ada tiga nama yang dinilai layak masuk bursa M2 atau Bakal Calon Wakil Bupati (Bacawabup) Sumenep, wabil khusus Bacawabup Fauzi.
Meski jarang disebut, sosok-sosok ini dinilai memiliki kapasitas menjadi orang nomer dua di Sumenep dengan latar belakang mereka yang mentereng. Siapakah mereka?
1. Nur Faizin (Caleg DPRD Jatim terpilih)
Kalangan milenial tentu tidak asing dengan sosok satu ini, terlebih kalangan muda nahdiyin. Sebab, ia merupakan salah seorang aktivis Gerakan Pemuda (GP) Ansor pusat.
Apalagi, pada pemilihan legislatif (Pileg) tahun 2024 ini, ia kembali maju sebagai calon legislatif dan mendapat kepercayaan masyarakat Madura duduk sebagai Anggota DPRD Jawa Timur periode 2024-2029.
Hebatnya, pemuda yang akrab disapa Jen ini terpilih dengan menyingkirkan dua caleg petahana dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) lainnya dengan memperoleh 164.225 suara.
Nur Faizin mendapatkan 18 suara di Bangkalan, 495 suara di Sampang, 17.855 suara di Pamekasan, dan sebanyak 145.857 suara di Sumenep.
Selain itu, semangat dan jiwa mudanya menjadi nilai plus untuk duduk di posisi calon wakil Bupati dan membantu tugas-tugas Bupati, jika terpilih.
2. A. Warits (Bawaslu Jatim)
Di dunia kepemiluan, A. Warits adalah sosok dengan rekam yang lengkap. Sebelum menjadi Ketua Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Jawa Timur, ia merupakan mantan Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sumenep.
Namun bukan itu saja yang menjadikan A. Warits masuk salah satu figur potensial M2, melainkan pengalamannya yang segudang, dari aktivis mahasiswa hingga aktivis Lakpesdam NU Sumenep.
Di Lakpesdam NU, lora jebolan Tebuireng Jombang itu sudah terbiasa melakukan pendampingan pada perempuan, petambak garam, nelayan dan kaum pinggiran lainnya.
Nah, dengan track record semacam itu, tentu A. Warits bisa menjadi sosok yang tepat mendampingi Calon Bupati Sumenep dalam meraup suara di akar rumput.
3. Donny M. Siradj (Entrepreneur Profesional)
Nama yang terakhir ini cukup populer juga di kalangan muda Sumenep. Donny merupakan entrepreneur muda sukses yang sangat layak masuk bursa Bacawabup Sumenep di Pilkada 2024 ini.
Pada Pilkada 2020 lalu, Founder Yayasan Millenial Madura (YMM) juga sempat digadang-gadang bakal maju, namun ia yang seorang profesional harus kalah bersaing dengan figur politisi murni.
Dengan segudang pengalaman Donny di bidang entrepreneur yang sudah berkeliling ke berbagai daerah, baik dalam dan luar negeri, sosok seperti Donny sangat dibutuhkan oleh Bupati masa depan.
Diri sisi membangun Sumenep kedepan, modal pengalaman dan energi muda dia sangat layak dipertimbangkan untuk menjadi bagian dari kontestasi perebutan kursi Wakil Bupati Sumenep.
Pengamat politik dari Universitas Wiraraja, Wildan Rosaili mengatakan, ada sejumlah figur termasuk ketiga sosok tersebut potensial di posisi M2 di Pilkada Sumenep.
Namun jika melihat peta politik baik di Sumenep maupun di luar Sumenep, bahwa setidaknya ada tiga modal harus dimiliki oleh bakal calon kandidat, baik Bacabup maupun Bacawabup.
Pertama, modal jejaring kultur untuk berpengaruh pada elektoral, modal jejaring elit untuk mendapatkan syarat pencalonan yaitu dukungan partai, dan modal finansial atau ongkos politik.
“Tigal hal itu minimal bisa dimiliki oleh kandidat, tinggal kita lihat mana kandidat-kandidat yang memiliki kekuatan tiga hal itu,” ujar Wildan.
Kemudian terkait modalitas politik atau syarat iman politiknya, spesifik di Madura misalnya, jejaring kultur dibagi dalam dua hal, yaitu jejaring kultur tradisional berupa ketokohan/ kiai atau kultur jejaring aparat hingga tingkat desa.
“Nah, termasuk juga jejaring misalnya pada penyelenggara yang memungkinkan nanti untuk membantu pemenangan, kira-kira begitu lah. Walupun bahasa-bahasa seperti itu agak sentimentil ya,” paparnya.
Seperti diketahui, jika tidak ada perubahan, Pilkada Serentak 2024 termasuk di Kabupaten Sumenep akan digelar pada bulan November tahun ini.
Khusus di Sumenep, sejumlah nama bakal maju di Pilkada nanti, seperti Achmad Fauzi Wongsojudo (incombent), Nyai Dewi Khalifah (Wabup Sumenep), Nur Fitriana (istri mantan Bupati Sumenep KH A. Busyro Karim), Abdul Hamid Ali Munir (Ketua DPRD Sumenep), dan Malik Effendi (PAN).
Selain itu juga ada K. Ali Fikri (Ketua DPC PPP Sumenep), KH Ilyasi Siradj (Ketua DPC Gerindra Sumenep), Faishal Mukhlis (Wakil Ketua DPRD Sumenep), Abu Hasan (PKB), Hairul Anwar (PAN), Moh. Hosni (Ketua DPD Nasdem Sumenep), dan beberapa tokoh lainnya.
Administrator maduratoday.com